Menjadi homeless part I: Bandung

in

Di tahun yang sedang sulit ini saya mengambil keputusan yang sulit yang dapat menyebabkan kesulitan lainnya: resign; setelah 4+ tahun berkontribusi di tempat sebelumnya dari menjadi seorang Software Engineer dan “Senior” DevOps Engineer. Saya bahkan membuat tulisan khusus untuk pengalaman tersebut disini (tahun pertama) dan disini (tahun kedua). Anggap tahun ketiga adalah tahun tersibuk dan tulisan ini menjadi bagian dari tahun keempat.

Sebagaimana yang tertera di surat elektronik perpisahan saya, saya tidak berencana untuk melanjutkan petualangan baru, setidaknya untuk satu bulan kedepan. Jika hoki/tidak hoki, mungkin sampai dua bulan kedepan. Worst/Best nya, sampai tiga bulan kedepan.

Saya berencana untuk beristirahat sejenak dari kesibukan kehidupan “terencana” + stabil (creative mode) dan kembali ke kehidupan antah-berantah (survival mode).


Pada tanggal 31 Agustus kemarin saya resmi meninggalkan Jakarta setelah 2+ tahun tinggal disana (bagian Selatan nya Selatan). Menjadi warga Jakarta sementara-dan-tidak-lama mengajarkan saya untuk menjadi seorang oportunis di tempat yang serba ingin bergerak cepat.

Saya berencana “berpetualang” hanya bermodal backpack dan sebuah case besar untuk menyimpan Steam Deck — dan tentu saja dengan rentetan angka di rekening juga.

Melihat kamar saya yang relatif ramai membuat saya sedikit kesulitan untuk memilah. Beberapa barang saya bawa pulang ke rumah orang tua dan beberapanya saya simpan di sebuah layanan penyimpanan bernama PopSafe nya PopBox.

Layanan ini sangat berguna, bahkan saya sudah mengidamkannya sejak kepindahan saya dari Bandung ke Jakarta. Saya menyewa 2 loker L seharga 169rb/bulan, dan saya rasa 338rb/bulan lebih hemat daripada harus menyewa satu kamar kos dan tidak dihuni 1/3 bulan penuh. Dan harga sewa kos saya sebelumnya adalah 2.7jt/bulan, hemat sekitar 698% kan jika matematika saya benar? Tentu mungkin saya bisa mencari kos alternatif yang mungkin lebih murah, tapi mendapatkan yang ~400rb dengan keamanan yang terjamin saya rasa cukup menantang.

…dan saya sudah cukup merepotkan teman saya untuk menitipkan barang-barang yang tidak akan masuk ke loker tersebut di kos nya, seperti kursi dan motor.

Destinasi pertama yang ingin saya tuju adalah Bandung.

Dan mari dimulai dengan pertanyaan klasik: kenapa Bandung?

Bandung dan Persinggahan

Pada akhir tahun 2014 kemarin (ehm, 10 tahun yang lalu) saya merantau dari Serang ke Bandung untuk tujuan pendidikan. Meninggalkan rumah bukanlah hal yang asing untuk saya, sejak kelas 7 saya sudah melakukannya sampai 6 tahun setelahnya, dan Bandung, adalah kota pertama yang saya tinggali diluar provinsi Banten.

Saya tinggal di Bandung relatif sebentar, sekitar 7 tahun dari akhir 2014 sampai awal 2022. Tapi tetap ini durasi terlama, di Pandeglang sendiri saya hanya sampai 6 tahun, meskipun beberapa tahun sebelumnya (di kelas 1-2) saya sempat tinggal disana juga sebelum pindah ke kota Serang. Tujuan utama di Bandung adalah untuk kuliah, meskipun hanya bertahan selama 2+ tahun.

Dan di kota ini, adalah pertama kali saya memulai perjalanan karir saya sebagai seorang Software Engineer, dari yang sebelumnya hanya melakukan pekerjaan lepas melalui pasar freelancer bernama Upwork/oDesk.

Mengunjungi kota ini murni untuk nostalgia. Dari tinggal di daerah pertama yang saya singgahi (Sekeloa/Dipatiukur), mengunjungi tempat-tempat favorit saat menjalani kehidupan perkuliahan dulu, pergi ke tempat dimana saya bertemu dengan seseorang yang menemani saya di saat kondisi saya tidak stabil/berada di “titik rendah”, sampai ke tempat yang saya pernah meninggalkan “jejak” dengan menempelkan stiker di beberapa tempat. Meskipun yang sayangnya beberapa tempat sudah tidak ada (seperti tiang listrik sampai hotel Neo Dipatiukur).

Saya berencana di kota ini hanya 3 hari, dari Sabtu sampai Senin. Hari pertama bertemu dengan teman yang sedang liburan ke Bandung juga bersama istrinya, hari kedua bertemu dengan teman lama yang sepertinya untuk tujuan pekerjaan + bertemu adik saya, dan hari ketiga adalah waktunya pergi.

Ada tempat sarapan favorit saya (pecel tempe mendoan something) yang saya kunjungi yang beruntungnya masih berjualan sampai hari ini dan yang sayangnya rasanya sudah berbeda dari terakhir saya tinggal di Bandung.

Bagaimanapun banyak hal-hal berubah dan tetap, untuk menjadi lebih baik atau karena alasan yang terbaik.

Next destination

Part 2 saya akan tinggal sementara di daerah Jawa Tengah dan sekitarnya.

Urutan perjalanannya adalah minggu awal Agustus saya tinggal di Serang, kedua sampai ketiga di Jakarta, keempat-mepet di Jawa Barat, dan minggu pertama September di Jawa Tengah. Saya berencana tinggal di Jawa Tengah—atau lebih spesifiknya DIY meskipun basically bukan bagian Jateng—satu minggu. Jika ada kesempatan, mari kita atur pertemuan.

Di Bandung, karena waktunya yang relatif singkat, hanya saya gunakan untuk menulis dan menerbitkan tulisan ini. Di Jateng nanti harapannya akan melanjutkan menulis kode untuk sebuah aplikasi yang selalu saya semogakan itu~

Kita sudahi part 1 di paragraf ini karena saya akan AFK. Sampai jumpa kembali di part 2!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *