Besok (Senin) adalah hari terakhir saya di Jogja dan (ternyata) dilanjutkan ke bagian timur pulau Jawa! You probably know where. Perjalanan di weekdays memiliki beberapa benefit khususnya di harga yang lebih terjangkau daripada di akhir pekan!
Dimulai dari tempat penginapan.
Saya memilih daerah Depok di kabupaten Sleman yang salah satu alasannya adalah karena saya sedikit familiar dengan daerah/kapanéwon (“kecamatan”) ini.
Untuk penginapan pada kesempatan ini saya mengambil pilihan yang berbeda. Saya mengambil penginapan dengan jenis Guest House yang di area nya tidak boleh merokok. Sebagai perokok level “chain smoker”, tentu ini menjadi tantangan yang sedikit berat. HAHAHA. Masalah begadang saya umumnya karena saya masih mengonsumsi kopi diatas jam 21, dengan alasan: untuk peneman rokok.
Dan, ya, saya tidak pernah tidur dibawah jam 3 selama 7 hari ini sesederhana karena tidak ada alasan untuk begadang dan terlalu malas untuk turun dan pergi ke area merokok.
Untuk penginapan, saya memilih Omah Nayan Guest House dengan biaya total 1,947,500 untuk 7 hari dengan tipe deluxe double (~280rb/malam). Di depan/bawah penginapan ada tempat kopi dan di sebrangnya ada tempat kopi juga yang tidak kalah oke. Sayangnya, di sekitar tidak ada warung terdekat, jadi untuk beli rokok agak sulit. Antara jalan sekitar 800m atau pesan melalui GoMart (saya melakukan keduanya).
Tempatnya bagus, asri, bersih, dan sejuk. Basic toiletries tersedia, dan yang paling oke menurut saya adalah tempat kopi nya menyediakan makanan juga dan relatif enak! Ada dispenser untuk memenuhi kebutuhan minum, dan kalau kopi gratis, ya, standar kopi di penginapan lah.
Niat saya di Jogja adalah untuk cafe-hopping, namun selama 7 hari hanya 6 cafe yang saya kunjungi: Ekologi (of course), Loko (what else?), KopiOn (di penginapan), Limitless (depan penginapan), Lestari Corner (app kuning thing), dan Tomoro di Pakuwon Mall (termasuk gak?). Technically 6 hari karena di hari pertama check-in saya di jam 00.45 (masuk hari kedua).
Selain cafe-hopping—well, kalau familiar dengan istilah tersebut, besar kemungkinan familiar juga dengan aplikasi kuning. Saya menulis tentang hal itu disini (faultables+ only)—sebagaimana yang sempat disebut sebelumnya, saya melakukan aktivitas menulis kode. Sejauh ini, sudah sampai ke rilis versi 1.0.0 walau masih public beta! Masih menunggu approval dari Apple, semoga besok mendapatkan link yang bisa dibagikan!
Versi 1.0.0 public beta disini artinya “cukup stabil, ada known issues kecil, dan kemungkinan besar gak bikin aplikasi crash”. Minggu depan expect nya rilis ke App Store. Sambil menuju kesana, saya menyiapkan hal-hal yang bersifat pemasaran dan legal untuk kepatuhan agar bisa disetujui masuk ke App Store!
Anyway, di Jogja saya bertemu satu teman (mas Afrijal) dan juga berkenalan dengan beberapa orang random. Salah satu tujuan lain mengambil Guest House niatnya adalah untuk bertemu orang baru, namun di banyak kesempatan, dapatnya (kebanyakan) dari aplikasi kuning HAHAHA.
Sempat terpikirkan untuk pergi ke destinasi wisata seperti Candi Perambanan, tapi setelah dipikir-pikir, saya sepertinya bukan orang yang seperti itu. Di beberapa malam juga dihabiskan di sekitaran jalan Malioboro, dan, ya, that’s it.
Besok saya meninggalkan Jogja untuk pergi ke sebuah kota di Jawa Timur. Untuk kesempatan kali ini, saya memilih agak pusat kota dan tinggal di hotel dengan ruangan merokok untuk berbalas dendam HAHAHA. Mungkin di kota ini tidak akan sesibuk saat sedang di Jogja, tapi malah jadi bingung bakal mau ngapain.
…ada deng aktivitas ngoding lain yang bakal bikin sibuk
Baiklah, kita sudahi part 2 di paragraf ini karena saya akan AFK. Sampai jumpa kebali di part 3!
Leave a Reply